Kebiasaan Tidur Jaman Dulu & Mimpi yang Begitu Nyata
Kebiasaan tidur manusia jaman dulu sangat berbeda dengan sekarang. walaupun sudah mengenal penerangan murah dari rushlight atau lampu minyak tetapi penerangannya masih terbatas. nyala apinya hanya cukup untuk kegiatan jarak dekat seperti membaca atau beberapa pekerjaan ringan di dalam ruangan.
Sumber cahaya dari api juga tidak praktis karena harus dijaga secara manual dan pantang ditinggal. sebab nyala apinya tidak stabil, bisa mati atau membesar secara tiba-tiba. lilin mahal sekalipun sumbunya harus terus dipotong agar tidak membesar seperti obor, tidak seperti lilin modern yang bisa ditinggal menyala dengan aman sampai habis. tingginya penggunaan kayu di jaman itu membuat nyala api dan kebakaran sebagai risiko yang terus menghantui.
Setelah gelap hanya pandai besi yang bisa bekerja lembur karena api dari tungku pembakarannya dapat menerangi seluruh ruangan kerjanya. beberapa jenis kerajinan rumah tangga kecil-kecilan bisa dikerjakan dengan penerangan minimal tetapi untuk kebanyakan profesi lainnya seperti penenun, petani, peternak dan tentunya para buruh, tidak banyak banyak bisa dikerjakan. beberapa memilih untuk melakukan beberapa perbaikan kecil pada peralatan atau pakaian mereka sebisanya.
Bagi kebanyakan masyarakat waktu di sore hari dimanfaatkan untuk melepas lelah dan makan bersama keluarga. bagi yang masih lajang bisa berpergian ke warung sekitar untuk ngobrol atau mencari hiburan musik dan cerita. di beberapa tempat seperti penginapan atau balai kota tersedia penerangan yang lumayan memadai. tapi tentu hanya untuk yang berkepentingan.
Setelah matahari terbenam pada pukul 6 atau 7, kota dan desa sudah sepi karena penduduknya tertidur pulas. tetapi mereka tidak tidur terus sampai pagi tetapi terbangun menjelang tengah malam. proses ini natural karena jam biologis pada kebanyakan orang memaksa otak dan tubuh untuk terbangun setelah tidur pulas selama beberapa jam.
Lalu dengan penerangan yang seadanya di tengah malam mereka akan meluangkan waktu bonus tersebut untuk ngobrol atau bermain bersama keluarga. selanjutnya berdoa, pergi ke toilet dan tentunya mengisi perut yang lapar dengan kudapan ringan dan minuman. selama kurang lebih satu jam mereka terus terjaga sebelum kembali mengantuk dan tertidur karena hari masih gelap. tidur inilah yang disebut sebagai "second sleep" atau tidur kedua.
Oleh para ahli kebiasaan ini dinamakan segmented sleep. tidak seperti jaman modern kebiasaan tidur pada jaman dulu secara natural terbagi menjadi 2 periode. catatan para tokoh sejarah banyak menyebutkan mengenai hal ini dan tampak lumrah terjadi pada semua orang baik rakyat pedesaan ataupun kaum bangsawan dan para penguasa.
Tidur pertama biasanya jauh lebih pulas dan tubuh sudah bugar ketika bangun tengah malam. sedangkan tidur kedua pada pukul 1 dini hari lebih kepada istirahat ringan seperti tidur siang. kebanyakan sudah terjaga satu atau dua jam sebelum matahari terbit dan menyibukkan diri dengan pekerjaan rumah. begitu hari mulai terang maka mereka bisa langsung bekerja.
Paruh tidak kedua juga menjelaskan mengapa orang jaman dulu lebih rentan terhadap mimpi karena otak sudah cukup beristirahat namun terpaksa tidur karena tidak ada yang bisa dikerjakan. tubuh tertidur tetapi pikiran tetap aktif dan karenanya mimpi mudah terjadi. bukan hanya yang biasa tetapi jauh lebih hidup, terasa nyata dan riil karena fungsi otak yang sudah aktif seutuhnya.
Karena itu orang jaman dulu suka mencoba menginterpretasikan mimpi karena terasa begitu nyata sehingga mudah diingat bahkan setelah lama terbangun sekalipun. mimpinya sendiri merupakan manifestasi umum karena kebutuhannya. yang lapar akan mimpi makan enak, yang ingin ketemu pasangan akan bertemu, yang ingin bertemu tuhan akan ketemu dan yang sedang sakit akan bermimpi buruk karena deraan rasa nyeri dari sakit.
Setidaknya mimpi bisa menjadi hiburan visual bagi orang jaman dulu. kembali ke soal tidur, bagi orang modern tidur selama 8 jam mungkin dirasa cukup sedangkan orang jaman dulu terbiasa tidur selama 10 atau 11 jam. hal ini mungkin menjadi salah satu alasan mengapa manusia modern lebih gampang terkena penyakit dan stress. karena sebenarnya selama ribuan tahun manusia terbiasa selalu tidur jauh lebih lama daripada 8 jam.
Sumber cahaya dari api juga tidak praktis karena harus dijaga secara manual dan pantang ditinggal. sebab nyala apinya tidak stabil, bisa mati atau membesar secara tiba-tiba. lilin mahal sekalipun sumbunya harus terus dipotong agar tidak membesar seperti obor, tidak seperti lilin modern yang bisa ditinggal menyala dengan aman sampai habis. tingginya penggunaan kayu di jaman itu membuat nyala api dan kebakaran sebagai risiko yang terus menghantui.
Desert Castle at Sunset, diambil dari http://pablo-palomeque.blogspot.co.id/ |
Setelah gelap hanya pandai besi yang bisa bekerja lembur karena api dari tungku pembakarannya dapat menerangi seluruh ruangan kerjanya. beberapa jenis kerajinan rumah tangga kecil-kecilan bisa dikerjakan dengan penerangan minimal tetapi untuk kebanyakan profesi lainnya seperti penenun, petani, peternak dan tentunya para buruh, tidak banyak banyak bisa dikerjakan. beberapa memilih untuk melakukan beberapa perbaikan kecil pada peralatan atau pakaian mereka sebisanya.
Bagi kebanyakan masyarakat waktu di sore hari dimanfaatkan untuk melepas lelah dan makan bersama keluarga. bagi yang masih lajang bisa berpergian ke warung sekitar untuk ngobrol atau mencari hiburan musik dan cerita. di beberapa tempat seperti penginapan atau balai kota tersedia penerangan yang lumayan memadai. tapi tentu hanya untuk yang berkepentingan.
Penerangan dengan beberapa lampu minyak cukup terang untuk sosialisasi |
Setelah matahari terbenam pada pukul 6 atau 7, kota dan desa sudah sepi karena penduduknya tertidur pulas. tetapi mereka tidak tidur terus sampai pagi tetapi terbangun menjelang tengah malam. proses ini natural karena jam biologis pada kebanyakan orang memaksa otak dan tubuh untuk terbangun setelah tidur pulas selama beberapa jam.
Lalu dengan penerangan yang seadanya di tengah malam mereka akan meluangkan waktu bonus tersebut untuk ngobrol atau bermain bersama keluarga. selanjutnya berdoa, pergi ke toilet dan tentunya mengisi perut yang lapar dengan kudapan ringan dan minuman. selama kurang lebih satu jam mereka terus terjaga sebelum kembali mengantuk dan tertidur karena hari masih gelap. tidur inilah yang disebut sebagai "second sleep" atau tidur kedua.
Oleh para ahli kebiasaan ini dinamakan segmented sleep. tidak seperti jaman modern kebiasaan tidur pada jaman dulu secara natural terbagi menjadi 2 periode. catatan para tokoh sejarah banyak menyebutkan mengenai hal ini dan tampak lumrah terjadi pada semua orang baik rakyat pedesaan ataupun kaum bangsawan dan para penguasa.
Penerangan dengan lilin yang pada jaman dulu lumayan mahal dan tergolong mewah |
Tidur pertama biasanya jauh lebih pulas dan tubuh sudah bugar ketika bangun tengah malam. sedangkan tidur kedua pada pukul 1 dini hari lebih kepada istirahat ringan seperti tidur siang. kebanyakan sudah terjaga satu atau dua jam sebelum matahari terbit dan menyibukkan diri dengan pekerjaan rumah. begitu hari mulai terang maka mereka bisa langsung bekerja.
Paruh tidak kedua juga menjelaskan mengapa orang jaman dulu lebih rentan terhadap mimpi karena otak sudah cukup beristirahat namun terpaksa tidur karena tidak ada yang bisa dikerjakan. tubuh tertidur tetapi pikiran tetap aktif dan karenanya mimpi mudah terjadi. bukan hanya yang biasa tetapi jauh lebih hidup, terasa nyata dan riil karena fungsi otak yang sudah aktif seutuhnya.
Karena itu orang jaman dulu suka mencoba menginterpretasikan mimpi karena terasa begitu nyata sehingga mudah diingat bahkan setelah lama terbangun sekalipun. mimpinya sendiri merupakan manifestasi umum karena kebutuhannya. yang lapar akan mimpi makan enak, yang ingin ketemu pasangan akan bertemu, yang ingin bertemu tuhan akan ketemu dan yang sedang sakit akan bermimpi buruk karena deraan rasa nyeri dari sakit.
Mimpi begitu luwes mengikuti alam bawah sadar seperti raja yang ingin memiliki istana akan bermimpi tentang istana |
Setidaknya mimpi bisa menjadi hiburan visual bagi orang jaman dulu. kembali ke soal tidur, bagi orang modern tidur selama 8 jam mungkin dirasa cukup sedangkan orang jaman dulu terbiasa tidur selama 10 atau 11 jam. hal ini mungkin menjadi salah satu alasan mengapa manusia modern lebih gampang terkena penyakit dan stress. karena sebenarnya selama ribuan tahun manusia terbiasa selalu tidur jauh lebih lama daripada 8 jam.
Post a Comment for "Kebiasaan Tidur Jaman Dulu & Mimpi yang Begitu Nyata"