Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mengulik Sejarah Pabrik Gula Karangsuwung kab. Cirebon

Karang Soewoeng Tahun 1927
(Foto: Koleksi TropenMuseum)
Mengulik sejarah tentu tidak akan pernah habisnya, apa lagi sejara yang ada di koata tua seperti Cirebon ini. Pabrik gula Karang Suwung adalah pabrik yang memproduksi gula sejak tahun 1896. Dibangun pada era Kolonial Belanda, hingga sekarang pabrik gula Karang Suwung masih beroperasi. Pabrik gula karang suwung juga merupakan salah satu pabrik gula tertua di Indonesia. Letaknya di desa Karang Sembung, Sindang Laut, Kabupaten Cirebon, sekitar 40 menit dari Kota Cirebon.

Sejarah singkat PG Karangsuwung (Wikipedia)

  • Pabrik gula ini dibangun tahun 1854 oleh NV Maatchappij tot Expoitatie der Suiker Onderneming Karangsoewoeng ("perusahaan untuk pengelolaan perusahaan gula Karangsuwung"), satu perusahaan Belanda .
  • Tahun 1958, PG Karangsuwung, bersama pabrik gula lainnya milik Belanda, dinasionalisasi dan menjadi milik pemerintah Republik Indonesia.
  • Tahun 1968, semua pabrik gula di Jawa Barat diletakkan di bawah pengawasan PNP XIV, yang berkedudukan di Cirebon.
  • Tahun 1981 PNP XIV diubah menjadi PT Perkebunan (Persero) di bawah Departemen Pertanian dan Departemen Keuangan, dengan nama PTP XIV (Persero).
  • Tahun 1993 PTP XIV (Persero) menjadi anak perusahaan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI).Tahun 1997, nama PTP XIV diubah menjadi PT PG Rajawali II.

**

Pabrik Gula Karangsuwung:
Boiler Rumah dengan cerobong asap pada periode awal
(Sumber Tropen-Museum. fotografer: tidak diketahui)
Pabrik Gula Karangsuwung:
Jalan tampak depan pabrik pada periode awal
(Sumber Tropen-Museum. fotografer: tidak diketahui)
Petani Tebu Cirebon Ingin Pabrik Baru (Kompas/Rabu, 30 Mei 2012)
Petani tebu yang tergabung dalam Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Jawa Barat meminta pemerintah serius merevitalisasi pabrik gula yang ada sekarang. Petani menginginkan pabrik gula yang kini operasinya tidak optimal agar diganti dengan pabrik baru. Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) APTRI Jabar Anwar Asmali, Rabu (30/5), mengatakan, di Cirebon saja ada tiga pabrik gula (PG) yang mesin-mesinnya masih menggunakan mesin dari zaman Belanda, yakni PG Karangsuwung, PG Tersana Baru, dan PG Sindang Laut.

RNI Rogoh Kocek Rp 1,5 Triliun Bangun Pabrik Gula Baru (detikFinance/Senin, 01/10/2012)
PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) berencana membangun pabrik gula baru di Cirebon. Total investasi yang akan dikeluarkan perusahaan mencapai Rp 1,5 triliun. Direktur PT RNI, Ismed Hasan Putro mengungkapkan,pembangunan pabrik baru ini merupakan pembangunan kembali pabrik gula Gempol milik RNI yang telah runtuh dan berhenti berproduksi sejak tahun 1995.
Ismed mengungkapkan, dengan dibangun kembali pabrik gula Gempol ini, 2 pabrik gula RNI yang lain yaitu Karang Suwung dan Sindang laut akan dipindahkan proses produksinya ke pabrik gula yang baru ini dengan proses yang dinamakan Amalgamasi untuk meningkatkan produktivitas tebu dan rendemen. Pabrik di Sindang Laut dan Karang Suwung akan berhenti karena dipindahkan ke Gempol, ini juga karena merespon kebutuhan petani di Gempol yang ingin ada pabrik gula. Dengan adanya pabrik baru, produktivitas tebu RNI dipastikan akan meningkat.


Monumen mesin uap di pintu masuk pabrik
(Tercatat 26/07/2006. Fotografer: Albert Gieseler)
Tampak depan Pabrik Gula Karang Suwung, Kab Cirebon
(Foto Pebruari 2012. Fotografer: BN)
RNI Akan Hentikan Operasi Pabrik Gula Karang Suwung Cirebon (Tribunnews/Senin,18 Agustus 2014)
Pabrik gula Karang Suwung milik PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) akan dihentikan operasionalnya tahun depan dalam rangka efisiensi perusahaan dan kendala pasokan tebu dari petani. Direktur Utama RNI Ismed Hasa Putro menjelaskan alasan lainnya adalah rendahnya kapasitas produksi pabrik gula tersebut menjadi alasan utama dihentikannya pabrik tersebut.
Dengan dihentikannya pabrik gula tersebut, RNI akan bisa melakukan efisiensi biaya sementara untuk tenaga kerja akan dialokasikan ke pabrik lainnya. Langkah lainnya adalah dengan mengonsolidasikan manajemen dua anak usaha yang membawahi pabrik gula, yaitu PT Rajawali I dan PT Rajawali II.Sementara itu terkait dengan rendahnya pasokan tebu dari petani, RNI menuding pemerintah telah mengambil kebijakan yang salah. Hal ini karena kebijakan membuka keran impor gula rafinasi menyebabkan petani malas menanam tebu.

Pabrik Karangsuwung dari sudut sedikit jauh
(Diambil pada 2009. Foto: Panoramio/RuudFredriksz)


Petani Tebu menolak penutupan Pabrik Gula Karangsuwung (klikcirebon)
Cirebon Para petani tebu yang tergabung dalam DPC APTRI (Asosiasi Petani Tebi Rakyat Indonesia) Karangsuwung menolak dengan adanya rencana penutupan PG Karangsuwung. Petani menganggap bahwa produksi gula nasional kurang, apalagi dengan menutup PG Karangsuwung. Aspirasi tersebut diungkapkan saat acara selamatan giling tahun 2014. Ketua DPC APTRI Karangsuwung, H Dudi mengatakan, pihaknya beserta petani tebu PG Karangsuwung menolak adanya isu penutupan PG. Dudi menginginkan agar Manajemen PG Karangsuwung jangan merangkap jabatan dengan PG lain. Sebab, sekarang ini GM PG Karangsuwung juga menjabat GM di PG Sindanglaut. Imbasnya, kemungkinan pejabat yang bersangkutan terbelah konsentrasinya. Dudi juga meminta pemerintah membantu kredit petani, sebab selama ini petani kesulitan mendapat pinjaman modal dari bank.

Pintu Depan Pabrik Karangsuwung
(Foto pada 2009. Koleksi Panjoel)
Bupati Cirebon, Drs H Sunjaya Purwadisastra MSi mengaku, pihaknya akan berusaha mempertahankan PG Karangsuwung. “Insya Allah kita akan pertahankan agar PG Karangsuwung. Saya selaku kepala daerah akan men- support supaya perusahaan ini akan memperoleh laba,” tuturnya.
Karangsuwung Sugar Refinery
(Foto pada 20/03/2014. Wikimedia/Author: Alvin Cai)
Demikianlah sedikit informasi tentang sejarah pabrik gula yang ada di desa karang suwung kabupaten Cirebon, semoga bermanfaat dan bisa menjadi wawasan untuk destinasi wisata.

**
Refrensi:

1 comment for "Mengulik Sejarah Pabrik Gula Karangsuwung kab. Cirebon"