PAHLAWAN KEMERDEKAAN IBU KARTINI, BEGINI SEJARAH BELIAU...
Sekitar 350 tahun, bangsa Indonesia hidup di bawah kekejaman dan penindasan kaum penjajah. Selama itu pula, bangsa kita sangat miskin dan menderita. Saat
itulah bermunculan para pejuang dan pahlawan yang rela mengorbankan waktu. tenaga pikiran, harta, jiwa dan raga untuk kemerdekaan bangsanya.
Hampir diseluruh tanah air muncul pahlawan-pahlawan yang memimpin rakyat melawan Senjaiah dan pahlawan-pah|awan kemerdekaan dan pergerakan nasional.
Di antara pahlawan pemimpin perlawanan rakyat melawan penjajah adalah Sultan Agung Hanyokrokusumo dari Kerajaan Mataram, Sultan Iskandar Muda dari Banda Aceh, Sultan Hasanuddin dari Makasar, Kapitan Pattimura dari Maluku. Tuanku BoniOI dari Sumatera Barat, Si Singamangaraja dari Tapanuli. Pangeran Diponogoro dari Jawa Tengah. dan Cut Nyak Dhien dari Aceh. dan lain-lainnya.
Di antara pahlawan kemerdekaan dan pergerakan adalah Kyai Haji Akhmad Dahlan pendiri Muhammadiyah, Raden Ajeng Kartini tokoh pergerakan Perempuan, Kyai Hasyim Asy'ari pendiri Nahdatul Ulama (NU), Haji Umar Said Cokroaminoto tokoh Serikat Islam, Dokter Sutomo dan Dr.Wahidin Sudiro Husodo tokoh Budi Utomo, Ki Hajar Dewantara tokoh Indische Partij, Ir. Sukarno dan Mohammad Hatta pahlawan proklamator dan masih banyak lagi yang lainnya.
Mengenal Pahlawan Lebih Dekat
Mari kita mengenal beberapa pahlawan kita lebih dekat agar kita dapat memahami bagaimana perjalanan hidup dan pemikiran mereka sehingga kita, sebagai generasi penerus bangsa, dapat meniru hal-hal positif yang telah mereka lakukan untuk negara ini.
Raden Ajeng Kartini lahir pada tanggal tanggal 21 April 1879 di Jepara, Jawa Tenqah. Beliau dari keluarga ningrat (bangsawan) Jawa, ayahnya, R.M.A.A Sosroningrat, seorang wedana di Mayong.
Ibunya bernama M.A. Ngasirah, putri Kyai Haji Madirono, seorang guru agama di Te|uwakur, Jepara.
Pada masa Kartini kaum perempuan tidak banyak yang dapat bersekolah. Mereka dipingit sehingga menikah. Demikian juga yang dialami oleh Kartini. Walaupun dari keluarga ningrat beliau hanya mengenyam pendidikan di sekolah dasar di ELS (Europese Lagere School). Sejak Umur 12 tahun beliau sudah dipingit dan tidak dapat bersekolah
ke jenjang yang lebih tinggi. Bahkan ketika Kartini memperoleh beasiswa dari pe,norintah Belanda orangtuanya pun tidak mengizinkan.
hanini bisa berbahasa Belanda. Kartini banyak membaca buku, majalah dan surat tabat. Buku yang dibaca antara lain Max Havelaar dan Surat-Surat Cinta karya Multatuli. dan majalah wanita Belanda De Hollandsche Lelie. Kartini pun kemudian peberapa kali mengirimkan tulisannya dan dimuat di De Hollandsche Lelie.
pari buku-buku, koran, dan majalah Eropa yang dibaca, Kartini merasa sedih menyadari bahwa kaum perempuan Indonesia sangat jauh tertinggal dibandv ingkan dengan kehidupan perempuan di luar negeri. Beliau pun bertekat untuk memperjuangkan kemajuan kaum wanita melalui pendidikan. Kartini juga sangat menginginkan persamaan hak antara kaum wanita dengan kaum pria.
Kartini mengungkapkan cita-citanya itu dalam surat-suratnya kepada teman-temannya di Belanda. Salah satunya adalah Rosa Abendanon, yang banyak mendukungnya.
Oleh orang tuanya, Kartini disuruh menikah dengan Bupati Rembang, Raden Adipati Joyodiningrat. Kartini menikah pada tanggal 12 November 1903. Suaminya mengerti keinginan Kartini dan Kartini diberi kebebasan dan didukung mendirikan sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor Kabupaten Rembang.
Di sekolah itu beliau mengajarkan para anak gadis agar mahir mengerjakan tugastugas kewanitaan, seperti menjahit, memasak, dan lain-Iain.1idak lama kemudian, kegiatan Kartini ini banyak diikuti oleh kaum wanita di daerah-daerah lain.
Kartini meninggal dunia pada tanggal 17 September 1904, sewaktu melahirkan putra pertamanya. Surat-surat yang ditulis semasa hidupnya kemudian diterbitkan menjadi sebuah buku berjudul "Habis Gelap Terbitlah Terang". Hari lahir Kartini pada tanggal 21 April sampai kini tetap diperingati sebagai hari Kartini.
Post a Comment for "PAHLAWAN KEMERDEKAAN IBU KARTINI, BEGINI SEJARAH BELIAU..."