Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Warta cirebon: Sejarah Lengkap Lahirnya Tari Topeng | bukan berasal dari jawa barat??


Wartacirebon: penarinya memakai topeng. Topeng sudah tersedia di global semenjak zaman pra-sejarah. Secara luas digunakan didalam tari yang jadi bagian berasal dari upacara adat atau penceritaan lagi cerita-cerita antik berasal dari para leluhur.

Tari Topeng, Permainan Tabiat Penuh Makna

Berasal dari kesenian keraton jadi kesenian masyarakat. Topeng dan mobilitas tariannya melambangkan pembawaan manusia.

pertunjukan yang sarat simbol penuh makna yang diharapkan sanggup dipahami penontonnya. Simbol-Simbol tersebut disampaikan lewat rona topeng, jumlah topeng, dan jumlah gamelan pengiringnya. Makna yang disampaikan dapat berupa nilai kepemimpinan, cinta, atau kebijaksanaan yang disampaikan lewat media tari.

Siapa empu pencipta tarian ini tak diketahui. Kemunculannya pun tersedia segudang versi. Tidak benar satunya menyebut tari topeng telah dikenal terhadap jaman Majapahit. Jacob Sumardjo didalam Arkeologi Budaya Indonesia menyebut Raja Hayam Wuruk menari bersama topeng terbuat berasal dari emas. Sehabis jatuhnya Majapahit. tarian ini dipertahankan sultan-sultan Demak bersama dengan kemasan baru. Berasal dari Demak, tarian ini menyebar ke area lainnya, terhitung Cirebon, yang dulu berada di bawah efek Demak.

Di jawa barat tari Topeng Cirebon, merupakan seni tari pertunjukan yang sarat simbol penuh makna yang diharapkan mampu dipahami penontonnya. Simbol-Simbol tersebut disampaikan lewat rona topeng, jumlah topeng, dan jumlah gamelan pengiringnya. Makna yang disampaikan sanggup berupa nilai kepemimpinan, cinta, atau kebijaksanaan yang disampaikan lewat media tari.
Siapa empu pencipta tarian ini tak diketahui. Kemunculannya pun tersedia segudang versi. Keliru satunya menyebut tari topeng udah dikenal terhadap jaman Majapahit. Menurut Jacob Sumardjo didalam Arkeologi Budaya Indonesia menyebut Raja Hayam Wuruk menari bersama topeng terbuat berasal dari emas. Sesudah jatuhnya Majapahit. tarian ini dipertahankan sultan-sultan Demak bersama kemasan baru. Berasal dari Demak, tarian ini menyebar ke area lainnya, terhitung Cirebon, yang dulu berada di bawah dampak Demak.

Pertunjukkan Tari Topeng
Di Cirebon, tari ini terus jadi kesenian keraton. Sebuah ketika raja-raja Cirebon tak memiliki memadai dana untuk memelihara seluruh kesenian keraton. Akibatnya, para penari dan penabuh gamelan melacak sumber pendapatan di luar keraton. Tari topeng pun menyebar dan jadi kesenian penduduk.

Tari topeng Cirebon sesudah itu mengalami transformasi. Muncullah dua tipologi tari topeng Cirebon. Pertama, topeng Cirebon wilayah barat, yakni Gegesik, Slangit, dan Palimanan di Kabupaten Cirebon; Pekandangan dan Tambi di Kabupaten Indramayu; dan juga Bongas di Kabupaten Majalengka. Kedua, topeng Cirebon wilayah timur, yakni Losari. Masing-Masing mempunyai gaya atau aktualisasi diri tarian yang berbeda.

Sebutan tempat-area itu sesudah itu inheren terhadap tari topeng. Tak sekedar tersebut, tersedia pula penyebutan lain untuk tunjukkan karakteristik dan gaya menari berasal dari dalang topeng (Penari topeng). Sebagai contoh, “Topeng Rasinah” untuk menyebut tarian yang dibawakan Mimi Rasinah, keliru satu maestro yang dulu dimiliki Indonesia.
Tiap-tiap dalang topeng memiliki karakteristik khas, keindahan, dan kemampuan masing-masing di dalam menafsirkan tarian-tariannya. Menurut Lasmiyati berasal dari Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung didalam “Rasinah: Maestro Tari Topeng Indramayu” di jurnal Patanjala Vol. 5 No. 3, September 2013, Rasinah punya gaya yang spesifik, yaitu mobilitas mengular ngalageday bersama dengan diiringi melodi gamelan yang lembut dan bukan gemuruh. Urutan mobilitas daner adalah topeng slangit, dodoan, unggah sedang, dan deder.

Kendati mobilitas tarian di masing-masing tempat atau yang dibawakan penari topeng berlainan, bentuk topeng dan tokohnya terus mirip. Keseluruhan jumlah topengnya tersedia sembilan, yang dibagi jadi dua kelompok: lima topeng pokok (Panji, samba atau pamindo, rumyang, tumenggung atau patih, kelana atau rahwana) dan empat topeng lainnya (Pentul, nyo atau sembelep, jingananom, dan aki-aki) digunakan kecuali lakon yang dimainkan berjudul Jaka Blowo, Panji Blowo, atau Panji Gandrung.

Lima topeng pokok disebut sebagai “Topeng Panca Wanda”, artinya topeng lima tabiat, yang akan pengaruhi gerakan yang dibawakan penari topeng. Topeng panji, wajahnya putih higienis layaknya bayi baru lahir. Gerakan tari topeng panji pun halus dan lembut. Topeng samba atau pamindo berkarakter anak-anak supaya gerakan tariannya ceria, lucu, dan lincah. Topeng rumyang menggambarkan pembawaan keremajaan supaya segudang menampilkan gerakan ganjen (Keletah). Topeng tumenggung menggambarkan orang dewasa yang gagah, tegas, dan bertanggung jawab agar gerakannya laksana seorang patih atau tumenggung. Kala topeng kelana atau rahwana berkarakter kasar, serakah, penuh amarah, dan tak sanggup mengendalikan hawa nafsu. Mobilitas tariannya militan, energik, angkatan kakinya dibuat tinggi dan rentangan tangannya lebar sebagai penggambaran gerakan yang kuat dan keras.
“Memirsa tari topeng Cirebon sesungguhnya kami melihat sekaligus mempelajari sebagian mitologi berasal dari ajaran agama dan moral,” tulis Dadang Kusnandar didalam Cirebon: Silang Peradaban.
Kelima topeng tersebut mampu dibedakan berasal dari warnanya. Topeng panji berwarna putih, parmindo berwarna kuning muda, rumyang merah muda, tumenggung berwarna coklat, dan kelana berwarna merah.

Tari topeng Cirebon biasanya diawali bersama gerakan membungkuk sebagai bentuk penghormatan kepada penonton sekaligus tanda tarian akan langsung dimulai. Sesudah tersebut kaki penari digerakkan melangkah maju-mundur diiringi rentangan tangan dan lemparan senyum kepada penonton. Gerakan dilanjutkan bersama dengan membelakangi penonton dan menggoyangkan pinggul sambil mengenakan topeng disesuaikan pembawaan yang akan dibawakannya.

Sesudah menari berputar-putar, tubuh penari ulang membelakangi penonton sambil mengganti topeng bersama dengan sifat yang berbeda. Waktu memakai topeng, bunyi gamelan menjadi perlambang berasal dari sifat tokoh yang diperankan. Alunan musik paling keras adalah ketika penari hendak kenakan topeng berwarna merah tua sebagai perlambang nafsu angkara murka.

Busana penari meliputi baju kutung lengan pendek, celana panjang di bawah lutut (Sontog) epilog dada yang dikenakan di bahu (Mongkron), “Dasi”, selendang di pinggang (Sampur atau soder), ikat pinggang (Badong), tutup kepala (Sobrah), dan juga gelang tangan dan kaki.

Penari gamelan diiringan waditra atau gamelan berlaras pelog, salendro atau prawa yang terdiri atas kendang (Dua buah), kendang kecil (Dua buah), saron kecil, bonang, kenong, dan jengglong, saron (Dua set), tutukan dan kebluk, kelenang, kademung, kempul, dan gong keprak, suling, dan kemanak.

Tari topeng sempat berjaya terhadap jaman Orde Lama. Kedekatannya bersama dengan kelompok kiri memicu tari topeng meredup di awal Orde Baru. Menjamurnya musik dangdut dan tarling meningkatkan tenggelam kesenian tari topeng. Meski tersedia upaya mengembangkan lagi tari topeng, terhitung munculnya sangar-sangar, tari topeng terus didalam keadaan sulit. Lebih-lebih umumnya kemampuan menari yang mumpuni diwariskan secara turun-temurun.

Post a Comment for "Warta cirebon: Sejarah Lengkap Lahirnya Tari Topeng | bukan berasal dari jawa barat??"