Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Geger Dulu: Pejabat Cirebon Gadaikan SK dan Mobil demi Tangani Sampah


Pejabat Cirebon Gadaikan SK dan Mobil demi Tangani Sampah

Kondisi ini terjadi di TPS Tuparev, perbatasan Kota dan Kabupaten Cirebon. Mobil bak tak dapat maju lantaran tertutupi gerobak sampah yang menumpuk di badan jalan. Selain itu, lalu lintas juga terganggu oleh aktivitas beberapa orang pembersih TPS di tengah jalan. Di lokasi terdapat lima orang yang sedang menyapu dan mengumpulkan sampah-sampah yang berserakan itu. Mereka kemudian memungut dan memasukkannya lagi ke kontainer lantaran tercecer keluar.

Para pekerja ini mengaku, truk-truk pengangkut sampai sudah tidak berkerja sejak Minggu (1/2/2015). Ia juga menceritakan, menumpuk dan menggunungnya sampah hingga meluap ke jalan juga terjadi di seluruh TPS Kota Cirebon.

Saat ditemui di ruang kerjanya, Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Cirebon Taufan Bharata mengakui, truk pengangkut sampah tidak dioperasikan selama empat hari. Akibatnya, sampah menumpuk di 23 TPS di seluruh Kota Cirebon hingga meluber ke jalan.

“Jangankan tiga hari, dalam satu hari saja, Kota Cirebon dapat mengumpulkan sampah sekitar 680 meter kubik dari total 23 TPS yang tersebar di beberapa daerah. Bagaimana kalau berhari-hari tak diangkut? Ya, beginilah jadinya,” kata Taufan.

Sampah di 23 TPS biasanya diangkut 23 truk dengan bolak-balik sebanyak 4 kali. Aktivitas itu jelas membutuhkan dana yang cukup besar. Dalam satu minggu, DKP Kota Cirebon mengeluarkan dana sekitar Rp 50-56 juta untuk operasinal penarikan dan pembuangan sampah.

Diinformasikan, anggaran di Kota Cirebon untuk tahun 2015 seluruhnnya belum dapat dicairkan. Hal ini terjadi lantaran wali Kota Cirebon belum menandatangani Surat Keputusan untuk penyerapan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2015, karena sakit.

Taufan berharap, wali Kota Cirebon segera sembuh dan dapat kembali menunaikan kewajibannya sebagai kepala daerah. Namun bila masih memerlukan pengobatan, ia berharap, proses pemindahan kewenangan roda Pemerintahan Kota Cirebon dapat segera terealisasi.

Gadai SK pegawai

Taufan mengaku sudah tidak dapat berbuat banyak untuk menutupi biaya operasional pengangkutan sampah. Pasalnya, dana talangan yang diperoleh dari menggadaikan SK pegawainya sudah habis. Dana tersebut untuk menutupi biaya operasional di bulan Januari sebesar Rp 114 juta.

“Soal gadai tidak perlu dibesarkan. Saya kira, seluruh pegawai dimana pun harus berani dan membantu masyarakat agar tidak terganggu dan tetap nyaman,” ungkapnya.

Disinggung biaya operasional Februari mendatang, ia berencana akan kembali menggadaikan beberapa barang miliknya, termasuk mobil.

“insyallah, mobil saya masih laku untuk digadai lagi,” katanya lantas tersenyum.

Anggaran untuk DKP yang tidak turun sejak awal Januari hingga Februai 2015 ini membuat Taufan kebingungan. Bila masih saja mengalami kendala, dan tidak ada dana talangan untuk operasional, Kota Cirebon diprediksi akan menjadi lautan sampah.

Post a Comment for "Geger Dulu: Pejabat Cirebon Gadaikan SK dan Mobil demi Tangani Sampah "