Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sejarah Gua dan Ceruk tempat penguburan jaman Dulu


Gua dan Ceruk Sebagai Alternatif Tempat Penguburan 

Situs arkeologi merupakan salah satu sumber data penting dan dapat berfungsi sebagai laboratorium dalam menghadapi masalah tentang masa lalu. Dalam pandangan ekologi, keberadaan situs pada suatu tempat merupakan bagian dari suatu rangkaian ekosistem manusia dan lingkungannya.

Data arkeologis telah memperlihatkan bahwa manusia sejak masa lalu telah mengenal akan kearifan lingkungan dan seringkali merubahnya menjadi penunjang bagi lingkungan hidup yang dibuat oleh manusia. Salah satu contoh, misalnya tentang kehidupan manusia di dalam gua pada masa lampau. Salah satu alasan dipilihnya gua tersebut sebagai tempat tinggal disebabkan karena berbagai faktor; yaitu antara lain ruangan yang cukup aman (sebagai tempat berlindung) baik dari bahaya hujan dan panas terik matahari maupun gangguan binatang buas.

Tindakan manusia seperti itu secara disadari atau tidak telah mengubah ekosistem hunian. Gua yang pada umumnya hanya merupakan habitat dari jenis fauna dan flora tertentu kemudian menjadi berubah ekosistemnya setelah dijadikan habitat pula oleh manusia (Howarth 1983). 

Di beberapa tempat di Indonesia, bukti-bukti tentang kehidupan dalam gua atau ceruk (rocksheIter) pada masa lalu telah banyak ditemukan dan hampir menyebar di seluruh pelosok Nusantara; diantaranya terdapat Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Irian dan sebagainya. Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan, cara kehidupan dalam gua tersebut diduga sudah mulai berlangsung semenjak Kala Pos Plestosen Holosen.

Pada masa tersebut, manusia sudah mulai mengenal tempat tinggal dengan me~ manfaatkan gua-gua atau ceruk alam sebagai tempat berlindung dari serangan musuh, binatang buas atau bencana alam. Hal ini sangat berbeda dengan kehidupan sebelumnya dimana umumnya masih sangat primitif dan sederhana serta masih berpindahpindah tempat (nomaden) pada alam terbuka. 

Penggunaan gua dan ceruk sebagai tempat hunian mulai dikenal oleh manusia ketika mereka menyadari perlunya lokasi khusus untuk tempat berlindung dan tempat melakukan aktivitas sehari-hari.

Kesadaran tersebut kemungkinan timbul dengan dilandasi oleh pemikiran bahwa cara hidup yang berpindah-pindah (nomaden) sebagaimana yang mereka lakukan sebelumnya banyak mendatangkan kesulitan, tidak praktis dan efisien, serta kurang nyaman. Oleh karena itulah diperlukan tempat khusus yang dapat memberikan kenikmatan dalam menjalani kehidupannya. Sesuai dengan tingkat kecerdasan mereka yang masih terbatas, yang hanya dapat menerima apa yang diberikan oleh alam, maka gua atau ceruk merupakan pilihan yang paling tepat.


Dengan sedikit perubahan dan tanpa harus membangun, gua-gua atau ceruk tersebut dapat secara langsung dipergunakan oleh manusia pada masa lalu untuk tempat berlindung dan melakukan aktivitas sehari-hari (Siswanto 1996). Dari beberapa tea muan gua dan ceruk yang pernah diteliti di Indonesia, terdapat berbagai indikasi kegiatan yang pernah dilakukan di tempat tersebut.

yaitu sebagai penguburan, perbengkelan (pembuatan peralatan untuk keperluan hidup), hunian/permukiman, dan kemungkinan ada juga yang berfungsi ganda, misalnya untuk hunian dan penguburan atau permukiman dengan perbengkelan. Dengan kata lain, eksploitasi gua dan ceruk yang sudah dilakukan oleh manusia sejak masa prasejarah (Kala Holosen) tersebut seringkali juga dimanfaatkan sebagai ruang multi fungsi yaitu sebagai tempat hunian, pusat kegiatan industri dan tempat penguburan (Simanjuntak 1996). 

Post a Comment for "Sejarah Gua dan Ceruk tempat penguburan jaman Dulu"